NPM : 15120062
Kelas : 7B PGSD
Mengenal dan Dapat Mengatur Dirinya Sendiri
Rasa kemerdekaan seseorang ada 3 macam
1. Berdiri sendiri
2. Tidak bergantung orang
lain
3. Dapat mengatur dirinya
sendiri
Kemarin membahas
poin yang ke 3. Yaitu Dapat Mengatur Dirinya Sendiri.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa manusia adalah
titah Tuhan yang terkonstruksi dari raga kasar dan raga halus atau sering
disebut dengan Jasmani dan Ruh. Ki Hadjar Dewantara menggunakan pendekatan kosmologi yakni ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Sehingga beliau memiliki suatu pemahaman yang begitu luas.
Jasmani adalah raga manusia yang tampak seperti
anggota -anggota badan fisik kita sedangkan Ruh adalah raga halus yang tidak
terlihat. Sebagai manusia hendaknya kita mengenali diri kita sendiri, mengenali
kekurangan dan kelebihan kita supaya kita dapat mengembangkan potensi dalam
diri dan mengatasi segala permasalahan yang muncul.
"Siapa yang mengenali diri sendiri maka ia akan
mengenal tuhannya" karena pada dasarnya sifat sifat Allah yang sering
disebut Asmaul Husna juga diturunkan ke dalam diri kita. Contohnya seperti
Ar-rahman yang berarti pengasih, manusia juga sejatinya diciptakan memiliki
sifat kasih dalam dirinya. Maka siapa yang pandai mengenali diri sendiri ia akan
dapat megenali Sifat-sifat Allah yang sebagian diturunkan kepada dirinya.
Kenali diri sendiri maka akan terbentuk kesadaran
untuk berpendidikan, dari pendidikan tersebut kembali lagi kepada kita mengenal
sebuah Dzat tuhan, karena Dzat merupakan manuvestasi dari Tuhan (M.Aniq:2018)
dari hal tersebut kita akan mempunyai sebuah sifat, sifat tersebut menjadi
Asma’,kemudian menjadi Af’al. Maksudnya sifat disini adalah sebuah sifat misal
sayang, sayang akan menjadi sebuah kata kerja atau realita menyayangi,
menyayangi akan menjadi Af’al yaitu sebuah tindakan dari perwujudan sifat
sayang di kehidupan masyarakat. Seharusnya dalam pendidikan karakter kiblatnya
adalah konsep tersebut maka akan membentuk sebuah sifat yang benar akan
terwujud di masyarakat nyata.
a. Dzat Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan satu
perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang
lain. Sangat berbeda dengan manusia yang
membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu
tercipta karena adanya akibat dari adanya dzat Allah. Semua ada karena dzat
yang maha Qadim. Dzat Allah SWT memiliki sifat-sifat yaitu 20 Sifat Allah yang
wajib, sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat yang ada pada dzat Allah.
b. Sifat
Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat
yang tentunya tidak sama dengansifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk
lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang
yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat
Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah
yang wajib kita imani ada 20.
c. Af’al
(Tindakan)
Af’al Allah adalah perbuatan Allah. Bahwa segala
yang ada di dunia ini termasukmanusia adalah Af’al (perbuatan) Allah SWT.
Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya
merupakan Af’al Allah yang disediakan oleh Allah untuk manusia. Perbuatan yang terjadi digolongkan pada:
- Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat.
- Buruk pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat)
seperti kufur dan maksiat.Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak akan ada
perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak melakukan hal
yang buruk pada dirinya sendiri.
d. Asma (Reality) Asmaaul husna secara harfiah ialah
nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan
sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu
kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Dzat Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh
pemikiran manusia terpintar sekalipun.“Fikirkanlah olehmu sifat Allah dan
jangan kamu memikirkan akan zat-Nya”. Allah meliputi segala sesuatu adalah
kesempurnaan. dzat , sifat, asma, dan af’al.
Manusia mempunyai sifat sayang, maka asmanya penyayang,dan memiliki tindakan yang selalu menyayangi.
Mustaqim yaitu jalan yang menegakkan (istiqomah).
Citra Tuhan hadir bersama apa yang diciptakan sesuai realitas (menyadari keberadaan-Nya).
Citra Tuhan hadir bersama apa yang diciptakan sesuai realitas (menyadari keberadaan-Nya).
Karena sejatinya gerakan Tuhan itu berada di dalam gerakan manusia. Yang artinya bergantung kepada manusia itu mencintai ciptaan-Nya(keindahan).
Hati adalah simpul akhir yang dilihat dari suatu peristiwa. Berangkat dari cara Tuhan menitipkan sifat-sifat Nama Tuhan kepada manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar